Episode 262 - Final Liga DimulaiStadion sudah penuh sesak, jumlah penonton meningkat dua kali lipat karena partai final. Para penonton sudah saling meneriakkan nama jagoan mereka, antara Erou Kernway dari kota Ecruteak melawan Lunar Servada dari Verdanturf, dan itu aku.
“Si pincang! Si Pincang! Si pincang!” teriak para pendukungku.
“Angkuh… Tangguh! Angkuh… Tangguh! Angkuh… Tangguh!” teriak para pendukung Erou.
“Morgan Smash! Morgan Smash! Morgan Smash! Si ganteng!” teriak seseorang di barisan penonton dengan lantangnya. Mendadak suasana menjadi sunyi hingga suara Kricketune bisa terdengar jelas. Seluruh perhatian penonton langsung tertuju pada penonton tersebut. Penonton tersebut, seorang laki-laki, tampak terkejut pada awalnya, namun kemudian bersikap santai seolah tak terjadi apa-apa dan berkata, “Kupikir yang berdiri di depan itu Morgan dari Smash… ternyata bukan ya… kalau gitu salam deh dari Kei untuk kakak yang ganteng…” katanya dengan sangat percaya diri.
“Huuuuu………” sontak terdengar gemuruh cibiran serempak ibarat paduan suara. Lelaki bernama Kei itu kemudian tampak malu dan kembali duduk di tempatnya.
“Baiklah pemirsa semuanya…” seru pembawa acara mengambil alih suasana. “Selamat datang di partai final, pertarungan terakhir liga Pokemon Ever Grande antara si Pincang dari Verdanturf… Lunar Servada melawan si Tangguh Angkuh dari Ecruteak, sang Gagak Fajar…. Erou Kernway!”
Riuh penonton di penjuru stadion. Pertarungan ini memang merupakan pertarungan yang ditunggu-tunggu di tahun ini. Aku sendiri tak percaya bisa berada di pertarungan terakhir liga Ever Grande. Berdiri di arena, menghadapi lawan yang tangguh yang berdiri di seberangku saat ini… si Angkuh Erou Kernway.
“Baiklah langsung saja kita mulai pertarungan penentuan ini…. Final liga Pokemon Ever Grande… dimulai!!!”
Walaupun MC sudah memberikan aba-aba memulai pertarungan, namun aku dan Erou masih tetap berdiri tak melakukan pergerakan apa-apa. Penonton yang heran pun kini ikut terdiam. Mereka sepertinya berdebar-debar menunggu kami berdua memulai pertarungan.
Secara bersamaan aku dan Erou berjalan ke tengah arena. Kami berhenti di tengah arena, di belakang garis pembatas wilayah masing-masing. Kini aku dan Erou saling berhadapan di tengah arena dengan begitu dekat. Tangan kanan kami kemudian bergerak saling menyilang, seperti yang dilakukan oleh Red dan Green Oak dalam final liga Pokemon Indigo. Dengan kondisi tangan yang menyilang, kini kami saling bertatapan. Suasana stadion pun menjadi semakin hening, tampak jelas penonton sudah tak sabar menunggu kami memulai lemparan PokeBall pertama.
“Kau siap?” tantang Erou dengan tatapan angkuhnya.
“Aku siap, kapanpun kau siap,” dengusku meyakinkan.
“Dalam hitungan ketiga,” Erou memberi aba-aba. Kami kembali terdiam. Aku mencoba tenang, setenang mungkin untuk mengimbangi ketenangan Erou yang tampak tak bergeming sedikit pun.
“TIGA!!!”
Kami berteriak bersama dan bola monster yang dari tadi tergenggam erat di tangan kami pun melayang di udara, hingga akhirnya terjatuh ke tanah, memunculkan sinar terang dan sedetik kemudian…
“Solar, terbang!”
“V-Dante, terbang!”
Aku dan Erou tiba-tiba tak menjejak tanah. Kami sudah berada di udara, menunggangi Pokemon kami masing-masing. Aku menunggangi Tropius, sementara Erou menunggangi Flygon yang dipanggilnya V-Dante.
“Wow! Sebuah awalan yang sangat hebat!” seru MC tampak terpukau. Bukan hanya MC yang terpukau, namun seluruh penonton yang menyaksikannya tampak terkesan, terlihat dari gemuruh yang terdengar begitu keras membahana di seluruh stadion. “Ini benar-benar Epik!”
“Ayo kak Erou Morgan Smash!” teriak Kei di sela-sela gemuruh suara penonton yang sangat berisik. “I love you ganteng!”
“Sepertinya kau memiliki fans setia, aku iri padamu,” kataku pada Erou.
“Yeah, yunomisowel!” jawab Erou santai. “Ternyata kau menepati janjimu dalam tantanganku… sangat menarik.”
“Aku suka tantangan… apalagi dalam pertarungan final seperti ini.”
Inilah tantangan yang diberikan Erou malam itu, memulai pertarungan dengan Pokemon yang mempelajari jurus terbang, dengan kami berdua menunggangi di atasnya… terbang di udara.
“Lihatlah mereka berdua… benar-benar pertarungan tingkat tinggi… antara trainer terbaik di Hoenn!” komentar MC. “Kini kita nantikan serangan pertama mereka…”
“Apa kau siap dengan serangan pertama?” tantang Erou angkuh.
“Sebenarnya, pertanyaan itu untukmu,” jawabku membalik ucapannya.
“Menarik, kini kita buktikan siapa yang terkuat!”
“Angkuh… Tangguh! Angkuh… Tangguh! Angkuh… Tangguh!” teriak para pendukung Erou.
“Morgan Smash! Morgan Smash! Morgan Smash! Si ganteng!” teriak seseorang di barisan penonton dengan lantangnya. Mendadak suasana menjadi sunyi hingga suara Kricketune bisa terdengar jelas. Seluruh perhatian penonton langsung tertuju pada penonton tersebut. Penonton tersebut, seorang laki-laki, tampak terkejut pada awalnya, namun kemudian bersikap santai seolah tak terjadi apa-apa dan berkata, “Kupikir yang berdiri di depan itu Morgan dari Smash… ternyata bukan ya… kalau gitu salam deh dari Kei untuk kakak yang ganteng…” katanya dengan sangat percaya diri.
“Huuuuu………” sontak terdengar gemuruh cibiran serempak ibarat paduan suara. Lelaki bernama Kei itu kemudian tampak malu dan kembali duduk di tempatnya.“Baiklah pemirsa semuanya…” seru pembawa acara mengambil alih suasana. “Selamat datang di partai final, pertarungan terakhir liga Pokemon Ever Grande antara si Pincang dari Verdanturf… Lunar Servada melawan si Tangguh Angkuh dari Ecruteak, sang Gagak Fajar…. Erou Kernway!”
Riuh penonton di penjuru stadion. Pertarungan ini memang merupakan pertarungan yang ditunggu-tunggu di tahun ini. Aku sendiri tak percaya bisa berada di pertarungan terakhir liga Ever Grande. Berdiri di arena, menghadapi lawan yang tangguh yang berdiri di seberangku saat ini… si Angkuh Erou Kernway.
“Baiklah langsung saja kita mulai pertarungan penentuan ini…. Final liga Pokemon Ever Grande… dimulai!!!”
Walaupun MC sudah memberikan aba-aba memulai pertarungan, namun aku dan Erou masih tetap berdiri tak melakukan pergerakan apa-apa. Penonton yang heran pun kini ikut terdiam. Mereka sepertinya berdebar-debar menunggu kami berdua memulai pertarungan.
Secara bersamaan aku dan Erou berjalan ke tengah arena. Kami berhenti di tengah arena, di belakang garis pembatas wilayah masing-masing. Kini aku dan Erou saling berhadapan di tengah arena dengan begitu dekat. Tangan kanan kami kemudian bergerak saling menyilang, seperti yang dilakukan oleh Red dan Green Oak dalam final liga Pokemon Indigo. Dengan kondisi tangan yang menyilang, kini kami saling bertatapan. Suasana stadion pun menjadi semakin hening, tampak jelas penonton sudah tak sabar menunggu kami memulai lemparan PokeBall pertama.
“Kau siap?” tantang Erou dengan tatapan angkuhnya.
“Aku siap, kapanpun kau siap,” dengusku meyakinkan.
“Dalam hitungan ketiga,” Erou memberi aba-aba. Kami kembali terdiam. Aku mencoba tenang, setenang mungkin untuk mengimbangi ketenangan Erou yang tampak tak bergeming sedikit pun.
“TIGA!!!”
Kami berteriak bersama dan bola monster yang dari tadi tergenggam erat di tangan kami pun melayang di udara, hingga akhirnya terjatuh ke tanah, memunculkan sinar terang dan sedetik kemudian…
“Solar, terbang!”
“V-Dante, terbang!”
Aku dan Erou tiba-tiba tak menjejak tanah. Kami sudah berada di udara, menunggangi Pokemon kami masing-masing. Aku menunggangi Tropius, sementara Erou menunggangi Flygon yang dipanggilnya V-Dante.
“Wow! Sebuah awalan yang sangat hebat!” seru MC tampak terpukau. Bukan hanya MC yang terpukau, namun seluruh penonton yang menyaksikannya tampak terkesan, terlihat dari gemuruh yang terdengar begitu keras membahana di seluruh stadion. “Ini benar-benar Epik!”
“Ayo kak Erou Morgan Smash!” teriak Kei di sela-sela gemuruh suara penonton yang sangat berisik. “I love you ganteng!”
“Sepertinya kau memiliki fans setia, aku iri padamu,” kataku pada Erou.
“Yeah, yunomisowel!” jawab Erou santai. “Ternyata kau menepati janjimu dalam tantanganku… sangat menarik.”
“Aku suka tantangan… apalagi dalam pertarungan final seperti ini.”
Inilah tantangan yang diberikan Erou malam itu, memulai pertarungan dengan Pokemon yang mempelajari jurus terbang, dengan kami berdua menunggangi di atasnya… terbang di udara.
“Lihatlah mereka berdua… benar-benar pertarungan tingkat tinggi… antara trainer terbaik di Hoenn!” komentar MC. “Kini kita nantikan serangan pertama mereka…”
“Apa kau siap dengan serangan pertama?” tantang Erou angkuh.
“Sebenarnya, pertanyaan itu untukmu,” jawabku membalik ucapannya.
“Menarik, kini kita buktikan siapa yang terkuat!”
wah, emg keren tuh tanding terbang gt. ckckck. tropius n flygon, dua2nya kalah sama tipe ice. huhuhu. kerens sekali.
BalasHapusmorgan smash?? XDXDXD. pada norak penontonnya. hahaha!
Terima kasih... memang keren sih, andai ada visualisasinya... :D
BalasHapus