SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Selasa, 16 Agustus 2011

L's Diary: Eps. 266 - Air dan Api

PhotobucketEpisode 266: Air dan Api

“Hasil imbang hingga pertarungan kedua,” kata MC menjelaskan. “Belum ada finalis yang mendapatkan kemenangan. Kini keduanya bersiap untuk pertarungan Pokemon ketiga mereka. Pokemon apa yang akan mereka pilih?”
“Mari kita lakukan bersamaan,” ajak Erou.
“Baik, siapa takut,” jawabku mantap.
“Go-Kong, aku memilihmu!” Erou melemparkan PokeBall ketiganya, memunculkan Pokemon menyerupai kera dengan aksesoris mirip kera sakti Sun Go Kong.

“Polar, aku memilihmu!” satu detik setelah Erou memunculkan Go-Kong, aku melemparkan PokeBall dan memunculkan Polar, Walrein milikku yang merupakan pemberian seorang gadis yang namanya aku lupa. Aku memiliki Polar sejak dia masih berupa Obalie hingga menjadi Walrein seperti sekarang ini.
“Pertarungan Infernape melawan Walrein!” komentar MC bersemangat. “Kini keduanya sama-sama unggul dalam hal tipe elemen Pokemon yang digunakan. Infernape yang bertipe api lemah terhadap serangan bertipe air dari Walrein, sementara Walrein yang bertipe es lemah terhadap serangan bertipe petarung yang dimiliki Infernape. Yang tercepatlah yang akan memenangkan duel ini!”
“Wow-wow-wow… api melawan air, kau hebat sekali Lunar… kau beruntung,” cibir Erou.
“Tidak juga, es melawan petarung, kau juga unggul… kita sama-sama unggul,” sahutku. “Seperti yang dikatakan MC, yang tercepatlah yang akan memenangkan duel ini.”
“Ya, memang,” jawab Erou. “Dan yang tercepat itu adalah…. Aku! Go-Kong, pertarungan jarak dekat!” perintah Erou cepat.
Infernape bernama Go-Kong itu lalu bergerak cepat menerjang Polar dan menghajarnya bertubi-tubi dengan pukulan-pukulan maut dan kemudian bergerak cepat mundur kembali ke belakang. Pukulan-pukulan jarak dekat itu membuat Polar kesakitan karena serangan itu memang super efektif terhadapnya. Tapi Polar dapat bertahan karena memiliki pertahanan yang cukup bagus, tak jauh dari Milotic.
“Akulah yang tercepat Lunar, dan akulah yang akan menang!”
“Sekarang giliranku! Polar gelombang air!” balasku memberi perintah. Polar memunculkan gelombang air andalannya yang langsung menyapu Go-Kong jauh. Di luar dugaan serangan air yang efektif terhadap tipe api tidak mampu langsung menjatuhkan Go-Kong. Persis seperti yang kulihat dalam video pemberian Gaby, Infernape Erou memang hebat. Meski begitu serangan tadi pastilah telah melenyapkan banyak health point Go-Kong, aku hanya tinggal melakukan satu kali serangan dan…
“Lunar, kuakhiri ini dengan cepat, kilatan nyala api!” perintah Erou tiba-tiba. Dengan cepat Go-Kong bangkit berdiri dan melesat cepat diselimuti barisan api menuju Polar. Sedetik kemudian Polar terhantam dengan kerasnya, mengerang kesakitan dan kemudian pingsan. Aku terkejut dengan serangan cepat itu. Polar terkalahkan.

“Yahoo! Kemenangan pertama milikku!” seru Erou girang.
“Jangan senang dulu Erou,” potongku. “Lihat dulu Go-Kong milikmu itu.”
Erou melihat ke arah Go-Kong yang terbaring di arena. Dia melihatnya sekilas dan tersenyum kecut. “Sepertinya kita kembali imbang,” katanya pelan. “Ini efek recoil.”
Kilatan nyala api atau Flare Blitz adalah serangan fisik bertipe api terkuat. Serangan ini menghasilkan damage yang besar, namun juga menghasilkan efek samping, efek recoil mengurangi health point penggunanya. Mengingat Go-Kong telah terkena gelombang air yang super efektif, tak heran bila kemudian satu kali efek recoil dari kilatan nyala api langsung menjatuhkannya.
“Lagi-lagi imbang!” seru MC begitu Pokemon kami pingsan di arena. “Pertarungan yang sangat cepat, sangat menarik, lagi-lagi berakhir epik!”
“Pincang! Pincang! Pincang!” teriak penonton yang mendukungku.
“Angkuh… Tangguh! Angkuh… Tangguh! Angkuh… Tangguh!” teriak penonton yang mendukung Erou membalas.
“Erou… Lunar… aku dukung kalian berdua!” teriak salah seorang penonton melawan arus. Pandangan penonton langsung bergerak ke asal suara tersebut dan suasana kembali hening. Lagi-lagi laki-laki bernama Kei yang meneriakkan hal itu.
“Woy, pilih salah satu saja, jangan dua-duanya,” protes seorang penonton bertubuh gendut pada Kei.
“Habisnya dua-duanya sama-sama ganteng sih,” jawab Kei polos.
“Huuuuu………” sontak terdengar gemuruh cibiran serempak ibarat paduan suara. Kei tampak malu dan kembali duduk di tempatnya seperti yang terjadi di awal pertarungan.
“Anak itu lucu ya?” komentar Erou. “Dia mendukung kita berdua.”
“Itu bagus, karena dia tidak akan sedih bila salah satu dari kita kalah,” jawabku ngasal. “By the way, aku heran padamu. Kenapa kau menggunakan kilatan nyala api tadi? Kenapa tidak menggunakan serangan bertipe petarung yang jelas-jelas efektif dan tidak meninggalkan recoil?” tanyaku heran.
“Kau benar, aku bisa saja memenangkan duel ini karena aku unggul dalam hal kecepatan serta serangan, tapi aku tak menggunakan itu.” jawab Erou seraya memandang wajahku. “Sebenarnya itu karena…. Karena aku ingin pertarungan ini berakhir imbang… hingga menyisakan Pokemon terakhir kita sebagai penentuan!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...