
Di suatu tempat di Battle Frontier, tanpa kutahu…

“Apa kau merasakannya, Ray…”
“Panggil aku Green Wind,” jawab sebuah suara yang muncul dari bola berwarna hijau.
“Maaf, maksudku Green Wind,” ralat Volta. “Apa kau merasakannya?”
Sejenak tak ada jawaban, hingga kemudian. “Ya Volta, sangat terasa,” terdengar jawaban lagi dari bola hijau itu. “Aku merasakannya, dia ada di tangan anak itu…”
“Bagus… seperti yang kuduga, Pokemon legenda bisa merasakan kehadiran temannya.”
“Teman? Dia bukan temanku,” sahut bola hijau cepat. “Dia adalah lawanku…”
“Hmm… ini akan jadi semakin menarik,” kata Volta menyeringai. “Dengan bantuanmu Green Wind… aku pasti akan mendapatkannya… Hahaha…!”
Volta tertawa keras, dan semakin keras…
*
Kembali ke diariku…
Pertarungan babak penyisihan grup Frontier Festival telah dimulai. Seperti yang telah aku perkirakan, aku berhasil menjatuhkan dua lawan pertamaku yaitu Neerwan dan Tjatur dengan mudah. Bukannya sombong, tapi mereka memang bukan tandingan trainer hebat seperti aku… Hahaha… Forget it!
Dalam dua pertarungan itu aku hanya menggunakan Guardian, Sandslash andalanku yang mampu menangani mereka seorang diri. Solar sendiri sudah pulih dan sudah dapat kugunakan dalam pertarungan Pokemon, walaupun sejauh ini aku belum menggunakannya. Di grup D, lawan terakhir yang harus aku hadapi adalah Darko Monsta yang juga meraih kemenangan atas Neerwan dan Tjatur.
“Selamat Lunar, kamu memang hebat,” puji Flame ketika aku berjalan melewatinya seusai mengalahkan Tjatur.
“Aku dipanggil si Pincang bukan tanpa alasan,” sahutku asal. “Walaupun itu tak ada hubungannya…”
Flame langsung tertawa mendengarnya. “Lawan berikutnya adalah Darko, pertemuan yang klasik ya,” kata Flame kemudian.
“Ya, dan seingatku dia punya Kabutops yang kuat… aku pernah melawannya bersama si brengsek itu.”
“Bagaimanapun pertarungan itu yang menjadikan kita bersatu dalam regu G,” kenang Flame. “Itulah kerjasama tim pertama yang kita lakukan.”
“Kau benar,” anggukku setuju. Memang benar yang dikatakan Flame. Pertarungan melawan Darko dalam ujian regu khusus Tim Magma memang merupakan kerjasama pertama antara aku, Flame dan Volta. Aku dan Volta bersama-sama melawan Darko sementara Flame menuntaskan tugas dengan merebut bola merah dari dua rekan Darko. Ah, saat-saat itu memang menyenangkan.
“Baiklah Lunar, pertarunganmu dengan Darko baru dilangsungkan besok, menang atau kalah kamu sudah pasti masuk ke fase gugur,” terang Flame. “Sekarang segeralah pergi dari arena ini, akan ada pertarungan penyisihan lain di grup H.”
“Siapa lawan siapa?” tanyaku ingin tahu.
“Lelaki bernama Yusack melawan peserta misterius bernama Reaper,” jawab Flame.
“Misterius?”
Flame mengangguk. “Kamu bisa lihat sendiri.” Flame menunjuk ke layar besar di belakangnya. Ada dua potret disitu yaitu potret lelaki berambut acak-acakan dengan nama Yusack di bawah potretnya dan satu lagi potret sosok bertudung hitam yang wajahnya tertutup sehingga sama sekali tidak terlihat. Di bawah potret sosok bertudung hitam tertulis nama “Reaper”.
“Memangnya boleh ya berpakaian seperti itu? Wajahnya sama sekali tidak terlihat…” komentarku setelah melihat potret Reaper.
“Aku sendiri tidak mengerti, tapi namanya ada di dalam daftar peserta,” jawab Flame.
Aku memandang potret Reaper. Entah kenapa aku merasa pernah melihatnya sebelum ini. Tapi dimana ya?
“Lunar, lekaslah pergi, kedua peserta sudah memasuki arena,” bisik Flame menyuruhku pergi. Aku langsung melihat ke sudut masing-masing sisi arena. Yusack bersama Cyndaquilnya sudah berada di salah satu sudut, sementara sosok berjubah hitam yang menutupi seluruh tubuhnya juga sudah memasuki sudut di sisi lain arena. Flame benar, keduanya sudah masuk ke arena, aku memang harus pergi... tapi…
Reaper! Sosok berjubah hitam itu adalah sosok yang sama yang kulihat dalam rekaman CCTV! Dia… Dia yang telah menyerang Solar!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, Sandslash pun segan...