
Pertarungan antara Yusack melawan Reaper yang sebelumnya ditunda akibat insiden pemukulan itu akhirnya diselenggarakan keesokan harinya. Flint datang ke kamarku, mengajakku untuk menontonnya bersama-sama. Sebenarnya aku malas datang setelah kejadian kemarin, tapi kupikir aku perlu mengetahui bagaimana gaya pertarungan Reaper, mungkin saja aku akan bertemu dengannya di fase knock-out.
“Apa Flame masih marah padaku?” tanyaku pada Flint di sepanjang perjalanan menuju Battle Dome.
“Aku tidak tahu, dia memang suka seperti itu,” jawab Flint tenang.
“Apa maksudmu?” tanyaku tak mengerti.
“Flame sering kesal… tak hanya padamu, tapi juga padaku… wanita memang sulit dimengerti ya?” sahut Flint. “Mereka itu terlalu sensitif… suka membesar-besarkan masalah yang sebenarnya tidak penting. Mereka suka tenggelam dalam kesedihan, bersikap aneh yang membuat kita tak habis pikir kenapa mereka harus bersikap seperti itu,” Flint menghela nafas sejenak, lalu melanjutkan, “Yang membuatku kesal, mereka itu menjawab tidak ada apa-apa saat ditanyakan mengenai sesuatu yang kita lakukan yang membuat mereka kesal atau resah. Yang terjadi kemudian, mereka mendiamkan kita dan sikap mereka berubah drastis…” Flint terdiam kemudian menoleh ke arahku cepat. “Hei, kenapa aku jadi curhat begini ya?”
Aku tersenyum. Ternyata menjalin hubungan dengan seorang wanita itu memang susah. Kalau seperti ini aku jadi teringat pada Nona Ester. Sayangnya waktuku dengannya tidak begitu banyak, membuatku tidak sempat mengenalnya lebih jauh.
“Lunar, apa kau pernah mengalami hal seperti ini dalam menjalin hubungan?” Tanya Flint kemudian.
“Tidak Flint, kekasihku terlebih dulu meninggal sebelum kami menjadi semakin dekat,” jawabku polos.
“Oh, aku tidak tahu tentang itu… maaf Lunar,” kata Flint terdengar bersalah.
“Tidak apa-apa Flint,” sahutku tersenyum simpul. “Kau tahu, dia itu seperti dirimu.”
“Seperti diriku? Apa maksudmu?”
“Dia itu Elite Four… di Hoenn,” jawabku.

“Ya Flint, dia Ester Spectra… spesialis tipe hantu yang luar biasa,” potongku mengenang Nona Ester.
“Liga Elite Four berduka cukup lama untuk kematiannya,” kata Flint dengan nada sedih. “Aku ingat Ester adalah gadis yang baik… dia tidak seharusnya meninggal seperti itu…”
“Ya, dia memang gadis yang baik,” sahutku mengiyakan. “Aku takkan memaafkan orang yang sudah membunuhnya… Aku akan mencarinya sampai dapat dan menuntut balas!”
“Lunar, kau…”
“Flint,” potongku cepat. “Bagaimana caranya menjadi seorang Elite Four? Katakan padaku?”
“Eh, kenapa kau tiba-tiba bertanya seperti itu?” tanya Flint terkejut.
“Ester adalah trainer yang hebat, dia tidak mungkin bisa terkalahkan dengan mudah. Dia adalah Elite Four,” ucapku tegas. “Orang yang berhasil mengalahkannya pastilah orang yang kuat… dan juga kejam. Aku takkan tenang sebelum bisa menemukannya dan membalas rasa sakit yang dialami oleh Ester.”
“Lunar, tenangkan dirimu,” sentak Flint melihatku tampak kacau. Dia memegang kedua lenganku dan menatapku tajam. “Aku tahu bagaimana perasaanmu, tapi kau tidak akan bisa mengalahkan orang itu bila kau diliputi kebencian seperti itu.”
“Maaf Flint, aku hanya merasa sangat sedih,” kataku lemas.
Flint tampak sedih. Dia melepas pegangan tangannya di lenganku. “Aku yang bersalah karena telah membuatmu teringat pada tragedi ini,” katanya kemudian. “Saat ini liga Elite Four tengah menyelidiki orang yang membunuh Spectra, kau bisa mempercayakan ini pada kami.”
“Tidak Flint,” elakku lemah. “Orang itu… hanya boleh mati di tanganku!” Aku menoleh menatap Flint tajam. Kukepalkan tanganku erat, kini emosiku kembali memuncak. “Suatu hari nanti aku akan menjadi Elite Four… kemampuanku akan berkembang dan kupastikan kematian Ester tidak akan sia-sia…”
“Lunar…” kata Flint pelan. “Menjadi Elite Four bukanlah hal yang mudah,” lanjut Flint. “Kau harus menguasai tipe elemen tertentu dari Pokemon. Seperti aku yang menguasai elemen api.”
“Aku bisa! Itulah tujuanku ikut Frontier Festival!” sahutku cepat. “Bila aku menjadi juara, aku akan mendapat beasiswa HAP, entah apa kepanjangannya itu.”
Flint tersenyum. “Jadi itu tujuanmu ikut Frontier Festival? Itu bagus, aku suka semangat seperti ini. HAP adalah akademi spesialis Pokemon, kau bisa mempelajari cara menjadi spesialis Pokemon disana. Tentu kau harus memenangkan turnamen ini terlebih dahulu sebelum itu. By the way, memangnya kau mau mengambil spesialisasi tipe apa?”
Aku terdiam. Aku baru ingat bahwa aku belum memutuskan hal itu. Selain itu Pokemon yang aku gunakan kan bervariasi tipenya. “Umm… mungkin tipe tanah!” jawabku asal. “Karena aku punya dua Pokemon tanah dalam partyku, Sandslash dan Wooper.”
Flint tersenyum. “Apapun pilihanmu itu bukan masalah,” katanya tenang. “Tapi kau harus selalu menanamkan dalam dirimu sendiri, bahwa tujuanmu menjadi Elite Four bukanlah untuk membalas dendam… melainkan karena kau mencintai Pokemon…”
“Mencin… tai Pokemon?” tanyaku tak mengerti.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, Sandslash pun segan...