SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Kamis, 01 Maret 2012

L's Diary: Eps.363 - Sayatan Tak Terduga

PhotobucketEpisode 363: Sayatan Tak Terduga

Sandslash milik si Pincang tidak bergerak… maka pemenangnya adalah…
“Tunggu Flame,” ujarku memotong perkataan Flame yang sudah akan mengumumkan pemenang pertarungan ini. “Sandslashku belum kalah…”
Eh? Apa maksudmu?” Tanya Flame.
“Apa karena kau si Pincang dari Verdanturf lalu kau tidak bisa menerima kekalahan? Kau selalu menuntut menang?” cecar Darko menyadari aku belum mengakui kekalahanku. “Ayolah Lunar, sudah jelas kalau Sandslashmu itu sudah tidak bisa ber…”
“Guardian, sekarang!” teriakku tak menghiraukan ucapan Darko. “Sudahi pertarungan ini…. Galian!”
“Ap---Apa?! Ini tidak mungkin?” Darko terperangah saat tanpa dia duga Sandslashku bangkit perlahan, menancapkan kuku tajamnya ke tanah, menerobosnya dan hilang dari pandangan dengan cepat. Para penonton juga terkejut saat mengetahui Dian masih bisa bergerak.
“Sekarang!” teriakku keras. Bersamaan dengan itu Dian muncul di depan Kabutops, membuat Kabutops itu terkejut. “Gunakan sayatan terakhirmu!!!”
Berikutnya Dian bergerak cepat ke arah Kabutops, menyayatkan cakarnya yang tajam dan melintasi Pokemon Darko dengan cepat itu hingga sekarang berada beberapa meter di belakang Kabutops. Pokemonku itu bertahan dalam posisinya, berdiri membelakangi Kabutops dengan cakar kanannya teracung ke atas, seperti yang biasa terjadi di duel samurai. Sial… andai saja fanfic ini dijadikan anime… pasti keren abis!
Guardian tetap bertahan di posisinya, tak bergerak. Kabutops juga tetap berdiri disana tak bergerak, tapi mendadak tubuh Pokemon bertangan sabit itu ambruk ke tanah. Kabutops pingsan.

Dan pemenangnya adalah si Pincang dari kota Verdanturf… Lunar Servada!” seru Flame mengumumkan. Seruan itu langsung disambut hiruk-pikuk suara penonton yang lagi-lagi meneriakkan kata-kata Pincang. “Luar biasa sekali! Kalian hanya akan menemukan hal seperti ini di Frontier Festival! Bersama saya, Miss Festival!
Keramaian membuncah di seluruh Battle Dome. Para penonton meneriakkan sanjungan (sekaligus penghinaan) kepadaku. Aku memandangi ke setiap sudut tribun penonton, menikmati kembali rasanya menjadi pemenang. Ini memang bukan final, tapi perhatian seperti ini rasanya begitu menyenangkan.
“Bagaimana bisa? Padahal terlihat Sandslash sudah kepayahan,” ujar Darko tak percaya. “Bagaimana mungkin dia bisa menyerang dengan kekuatan penuh seperti itu?”
“Mungkin saja… dan itu sudah terbukti,” jawabku pelan. “Guardian adalah Sandslash milikku yang sudah tiga tahun berpetualang bersamaku… Ikatan kami sudah cukup kuat,” kataku menjelaskan. “Dengan ikatan seperti itu, meskipun telah mencapai batas kekuatannya, Sandslash akan bisa melakukan satu serangan terakhir menggunakan sisa-sisa kekuatan yang dimiliki… Sebuah serangan tak terduga yang mampu menghasilkan dampak besar…”
“Hebat… kau memang hebat Lunar…” kagum Darko. Dia berjalan ke arena, memasukkan Kabutops ke dalam PokeBall lalu melangkah menghampiriku. Dia mengulurkan tangannya untuk menjabat tanganku. Aku tersenyum dan menjabat tangannya. Darko balas tersenyum lalu secara tiba-tiba dia mengangkat tanganku tinggi. “Bila ada yang pantas menjadi juara Frontier Festival, dia adalah lelaki ini!” serunya keras, disambut riuh suara penonton.
“Darko, apa-apaan kau ini?” tanyaku terkejut dengan sikapnya. “Kau membuatku malu saja.”
“Tidak apa-apa Lunar,” kata Darko tersenyum. “Kau pantas mendapatkan ini… kau memang hebat.”
“Well, aku tidak tahu harus berkata apa… tapi terima kasih Darko,” sahutku senang.
Dan lihatlah sportivitas ini!” komentar Flame kemudian. “Kalian hanya bisa melihat keakraban seperti ini di Frontier Festival! Mereka mungkin saling bersaing di arena, tapi setelah itu mereka adalah sahabat! Persaingan boleh saja, tapi persahabatn tetap terjalin… beri applause pada dua petarung kita ini!”
Seketika terdengar deru suara tepuk tangan membahana di arena dan satu-persatu penonton berdiri melihat ke arah kami. Aku dan Darko memandang mereka semua dengan takjub. Aku melihat ke arah Flame dan gadis itu memberikan senyuman manisnya kepadaku. Aku mengangguk berterima kasih dan berikutnya… Ah, air mata menetes di pipiku… aku benar-benar terharu… Terima kasih semuanya… Terima kasih….

BAB LII Selesai

Keterangan Alih Bahasa:
~Sayatan: Slash
~Bicara dalam tidur: Sleep Talk
~Luncuran batu: Rock Slide
~Belahan udara: Air Slash
~Istirahat: Rest
~Kekuatan Purbakala: AncientPower
~Gunting X: X-Scissor
~Sinar Es: Ice Beam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...