BAB LIII. TANTANGAN MISS FESTIVAL
Episode 364. Di Kafe Nun Jauh
--Not in my diary—
Di sebuah rumah besar di provinsi Johto…
Seorang lelaki pendek berambut pirang duduk angkuh di meja kerjanya di dalam sebuah ruangan yang luas sembari menyatukan dua tangannya di depan dagu. Tak lama, terdengar suara ketukan pintu. “Masuklah,” perintah lelaki itu. Pintu pun terbuka dan seorang tinggi besar masuk ke dalamnya. “Verda, aku mau kamu siapkan pasukan kita,” kata lelaki itu pada orang tinggi besar yang masuk ke ruangannya.
“Jadi Tuan serius mau membantu dia?” Tanya orang tinggi besar yang dipanggil Verda.
“Tentu, kenapa tidak?” sahut lelaki itu. “Sebagai bagian dari keluarga besar ini, tentunya kita harus membantunya apabila dia membutuhkan bantuan kita.”
“Akan tetapi, bukankah Tuan dan dia bermusuhan?” Tanya Verda tampak tak puas.
Lelaki yang dipanggil Tuan itu tersenyum misterius lalu bangkit berdiri, berbalik membelakangi Verda, memandang keluar jendela yang ada di ruangan itu seraya berkata, “Kita lupakan sejenak permusuhan itu… karena saat ini yang kita butuhkan adalah membuktikan siapa yang lebih licik dalam keluarga ini… Hahahaha!” Lelaki itu mengakhiri ucapannya dengan tertawa keras berkepanjangan. Dia menggepalkan tangannya erat, membayangkan sesuatu menyenangkan yang akan dia dapatkan…
Di sebuah kafe, di suatu kota di Hoenn…
Dua orang laki-laki tengah menyaksikan siaran pertarungan Frontier Festival antara Lunar Servada melawan Darko Monsta yang ditayangkan pada televisi yang ada di kafe tersebut. Mereka tampak menyimak dengan baik dan terbawa pada suasana pertarungan yang sengit.
“Sudah kuduga si Pincang itu akan menang,” komentar salah satu dari mereka. “Dia selalu punya senjata rahasia, maksudku dia selalu memberikan kejutan.”
“Tapi si Darko itu juga hebat, dia membuat si Pincang kewalahan,” sahut yang lain. “Kupikir tadi si Pincang yang akan kalah, Sandslashnya sudah teler… ternyata memang benar katamu.”
“Iyalah, hal seperti ini mudah ditebak…”
Dua lelaki it uterus berbicara dengan asyiknya. Mereka tidak menyadari bahwa di meja yang ada di belakang mereka, seseorang tampak memerhatikan mereka dengan seksama. Tudung yang dikenakan orang itu memang memutupi wajahnya, tapi dapat terlihat jelas orang itu mengarahkan pandangannya pada televisi yang sama yang disaksikan dua orang lelaki di depannya. Dia menyaksikan saat Darko Monsta mengangkat tangan Lunar Servada ke atas untuk memberinya apresiasi.
“Lunar Servada… selamat ya…” bisiknya lirih. Dia lalu bangkit berdiri dan berjalan keluar dari kafe tersebut.
Sementara itu di kafe lain di provinsi Sinnoh…
Seorang laki-laki masuk ke dalam kafe sambil membawa satu keranjang susu segar. Dia berjalan melintasi meja-meja yang ada disana dan berhenti di depan meja bar panjang sembari meletakkan keranjang yang penuh itu di atasnya.
“Kiriman susu dari peternakan Moomoo hari ini, spesial untuk Kafe Kabin,” katanya bersemangat. Dia mengusap kepalanya yang basah oleh keringat, sepertinya sangat kelelahan.
“Kerja bagus Neo, aku bangga memiliki pengantar susu sepertimu,” terdengar sebuah suara berat dari balik meja panjang itu dan sedetik kemudian seorang gendut muncul dari bawah meja itu. Dia melihat keranjang susu dan mulai menghitungnya. “Jumlahnya pas… memang ini yang kita butuhkan.”
“Kau selalu bisa mengandalkanku, bos,” sahut lelaki pengantar susu bernama Neo itu sambil melemparkan senyum bangga. Dia lalu melihat pada televisi yang tergantung di langit-langit kafe. “Oh hei! Itu turnamen Pokemon!” serunya langsung tertarik begitu menyadari apa yang dilihatnya di layar terlevisi.
“Iya, itu Frontier Festival yang diselenggarakan di Hoenn,” sahut lelaki gendut yang dipanggil bos.
“Wah, andai aku bisa ikut… aku pasti akan mencoba kemampuan Pokemon-Pokemonku disana,” komentar Neo kemudian.
“Kamu mau pergi kesana?” Tanya salah seorang pengunjung kafe yang mendadak berdiri mendengar komentar Neo. “Kalau kamu mau, ikutlah denganku kesana.”
“Eh?” Neo terkejut. Dia memandang ke arah lelaki itu dengan heran. “Kenapa tiba-tiba sekali?”
“Apa kamu yakin kamu akan pergi kesana?” Tanya bos pada pengunjung kafe yang misterius itu. “Bagaimana dengan tugasmu di Pastoria?”
Pengunjung kafe itu tersenyum. Dia melihat lekat ke layar televisi dan berkata, “Lelaki itu… adalah tujuanku… aku tidak akan tenang sebelum mendapatkannya… dan membebaskan sahabatku!”

--Not in my diary—
Di sebuah rumah besar di provinsi Johto…
Seorang lelaki pendek berambut pirang duduk angkuh di meja kerjanya di dalam sebuah ruangan yang luas sembari menyatukan dua tangannya di depan dagu. Tak lama, terdengar suara ketukan pintu. “Masuklah,” perintah lelaki itu. Pintu pun terbuka dan seorang tinggi besar masuk ke dalamnya. “Verda, aku mau kamu siapkan pasukan kita,” kata lelaki itu pada orang tinggi besar yang masuk ke ruangannya.
“Jadi Tuan serius mau membantu dia?” Tanya orang tinggi besar yang dipanggil Verda.
“Tentu, kenapa tidak?” sahut lelaki itu. “Sebagai bagian dari keluarga besar ini, tentunya kita harus membantunya apabila dia membutuhkan bantuan kita.”
“Akan tetapi, bukankah Tuan dan dia bermusuhan?” Tanya Verda tampak tak puas.
Lelaki yang dipanggil Tuan itu tersenyum misterius lalu bangkit berdiri, berbalik membelakangi Verda, memandang keluar jendela yang ada di ruangan itu seraya berkata, “Kita lupakan sejenak permusuhan itu… karena saat ini yang kita butuhkan adalah membuktikan siapa yang lebih licik dalam keluarga ini… Hahahaha!” Lelaki itu mengakhiri ucapannya dengan tertawa keras berkepanjangan. Dia menggepalkan tangannya erat, membayangkan sesuatu menyenangkan yang akan dia dapatkan…
*
Di sebuah kafe, di suatu kota di Hoenn…
Dua orang laki-laki tengah menyaksikan siaran pertarungan Frontier Festival antara Lunar Servada melawan Darko Monsta yang ditayangkan pada televisi yang ada di kafe tersebut. Mereka tampak menyimak dengan baik dan terbawa pada suasana pertarungan yang sengit.
“Sudah kuduga si Pincang itu akan menang,” komentar salah satu dari mereka. “Dia selalu punya senjata rahasia, maksudku dia selalu memberikan kejutan.”
“Tapi si Darko itu juga hebat, dia membuat si Pincang kewalahan,” sahut yang lain. “Kupikir tadi si Pincang yang akan kalah, Sandslashnya sudah teler… ternyata memang benar katamu.”
“Iyalah, hal seperti ini mudah ditebak…”
Dua lelaki it uterus berbicara dengan asyiknya. Mereka tidak menyadari bahwa di meja yang ada di belakang mereka, seseorang tampak memerhatikan mereka dengan seksama. Tudung yang dikenakan orang itu memang memutupi wajahnya, tapi dapat terlihat jelas orang itu mengarahkan pandangannya pada televisi yang sama yang disaksikan dua orang lelaki di depannya. Dia menyaksikan saat Darko Monsta mengangkat tangan Lunar Servada ke atas untuk memberinya apresiasi.
“Lunar Servada… selamat ya…” bisiknya lirih. Dia lalu bangkit berdiri dan berjalan keluar dari kafe tersebut.
*

Seorang laki-laki masuk ke dalam kafe sambil membawa satu keranjang susu segar. Dia berjalan melintasi meja-meja yang ada disana dan berhenti di depan meja bar panjang sembari meletakkan keranjang yang penuh itu di atasnya.
“Kiriman susu dari peternakan Moomoo hari ini, spesial untuk Kafe Kabin,” katanya bersemangat. Dia mengusap kepalanya yang basah oleh keringat, sepertinya sangat kelelahan.
“Kerja bagus Neo, aku bangga memiliki pengantar susu sepertimu,” terdengar sebuah suara berat dari balik meja panjang itu dan sedetik kemudian seorang gendut muncul dari bawah meja itu. Dia melihat keranjang susu dan mulai menghitungnya. “Jumlahnya pas… memang ini yang kita butuhkan.”
“Kau selalu bisa mengandalkanku, bos,” sahut lelaki pengantar susu bernama Neo itu sambil melemparkan senyum bangga. Dia lalu melihat pada televisi yang tergantung di langit-langit kafe. “Oh hei! Itu turnamen Pokemon!” serunya langsung tertarik begitu menyadari apa yang dilihatnya di layar terlevisi.
“Iya, itu Frontier Festival yang diselenggarakan di Hoenn,” sahut lelaki gendut yang dipanggil bos.
“Wah, andai aku bisa ikut… aku pasti akan mencoba kemampuan Pokemon-Pokemonku disana,” komentar Neo kemudian.
“Kamu mau pergi kesana?” Tanya salah seorang pengunjung kafe yang mendadak berdiri mendengar komentar Neo. “Kalau kamu mau, ikutlah denganku kesana.”
“Eh?” Neo terkejut. Dia memandang ke arah lelaki itu dengan heran. “Kenapa tiba-tiba sekali?”
“Apa kamu yakin kamu akan pergi kesana?” Tanya bos pada pengunjung kafe yang misterius itu. “Bagaimana dengan tugasmu di Pastoria?”
Pengunjung kafe itu tersenyum. Dia melihat lekat ke layar televisi dan berkata, “Lelaki itu… adalah tujuanku… aku tidak akan tenang sebelum mendapatkannya… dan membebaskan sahabatku!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, Sandslash pun segan...