
Kembali ke Battle Frontier…
Semua pertarungan di babak penyisihan grup Frontier Festival akhirnya telah berakhir. Kini para peserta dan juga para penonton berkumpul di Battle Dome pagi ini untuk mengetahui hasil undian pertarungan di babak perdelapan final fase gugur.
“Selamat pagi semuanya!” sapa Flame yang sudah berada di tengah arena dengan mikropon di tangannya. Sama seperti hari-hari sebelumnya, Miss Festival kita kali ini tetap bersemangat ditemani oleh Flareon miliknya dalam balutan pakaian yang indah. Ah, Flame benar-benar cantik… sayangnya dia bukan milikku…
“Selamat Pagi!!!” sahut para penonton di tribun Battle Dome serempak seperti paduan suara.
Flame tersenyum mendengar jawaban itu. Dia melihat berkeliling lalu kembali mendekatkan microphone di mulutnya. “Hari ini saya, Miss Festival tercinta kalian akan mengumumkan pembagian jadwal pertarungan untuk babak pertama fase gugur, babak perdelapan final atau enam belas besar Frontier Festival!”
Riuh suara penonton langsung menggema di seantero Battle Dome. Mereka meneriakkan kalimat-kalimat antusias, seperti…
“Yeee! Yeee! Hidup Flame!” (kalau mati ya gak bisa ngomong, plis deh…)
“Ayo bacakan, nona Cantik!” (Yup, aku setuju… dia memang sangat cantik!)
“Kami sudah tidak sabar!” (Yang nonton aja sudah gak sabar, gimana yang ikutan?)
“Ayo, aku sudah tak sabar ingin melihat si Pincang dibantai!” (What the… Apa?! O… aku pastikan orang yang ngomong itu pulang gak selamat! Titenono kowe!)
Flame tampak tersipu, senyum-senyum sendiri mendengar teriakan-teriakan penonton dan juga melihat antusiasme mereka semua. Well, aku bertaruh dia pasti senyum-senyum karena dipanggil nona Cantik… Huh, dasar perempuan!
“Baiklah, saya tahu kalian semua pasti sudah tidak sabar mengetahuinya,” kata Flame kemudian. “Akan tetapi sebelum itu ada yang ingin saya sampaikan…”
“Huu…. Penonton kecewa!” cibir penonton cepat.
“Penonton kuciwa!” cibir yang lain.
“Penonton esmosi nih… esmosi!”
Walah? Penontonnya kok pada stres-stres semuanya ya?
“Huuuuu!!!” cibir para penonton serentak terarah padaku. Eh? Dan sekarang mereka bisa membaca pikiranku? Ini berbahaya! (udahan ah lebaynya, capek… hehehe).
“Sebelum saya mengumumkan pembagian jadwal pertarungan di fase gugur ini,” kata Flame melanjutkan perkataannya. “Terlebih dahulu saya ingin menantang seseorang dalam pertarungan Pokemon!”
Pertarungan Pokemon? Flame? Apa maksudnya?
Para penonton langsung tercengang mendengar perkataan Flame. Mereka pasti bertanya-tanya apa maksud perkataan Flame itu.
“Maksudnya apa nih?” protes salah seorang penonton.
“Iya, kamu kan wasit, kenapa mau ikutan bertarung?” komentar yang lain.
“Kalian tenanglah dulu,” tiba-tiba terdengar suara berat seorang lelaki memasuki arena. Itu Scott. Dia berjalan ke tengah arena dan berdiri di samping Flame. Para penonton pun langsung terdiam menyadari siapa yang kini berada di tengah arena Battle Dome. “Hari ini, adalah hari yang spesial bagi Miss Festival kita,” kata Scott kemudian. “Hari ini adalah hari ulang tahun Flame Evers… Miss Festival kita!”
Ulang tahun? Sekarang… 18 Januari! Kenapa aku bisa lupa!
“Lalu apa hubungannya?” teriak salah satu penonton.
Scott tersenyum mendengarnya. “Karena dia berulang tahun itulah, maka aku memutuskan untuk memberikan hadiah kepadanya… apapun yang dia minta…”
“Wah! Hebat! Aku iri dengan gadis itu!” seru salah seorang penonton wanita. “Selamat ulang tahun Miss Festival!”
“Jadi keinginannya adalah sebuah pertarungan Pokemon?” tebak seorang penonton di baris depan.
Scott tak menjawab. Dia menoleh ke arah Flame dan bertanya, “Jadi Flame, katakan keinginanmu sekarang… aku akan mengabulkannya seperti Jirachi.”
“Terima kasih Scott.” Flame tersenyum. Dia lalu melihat sekelilingnya. Matanya bergerak berkeliling di berbagai sudut tribun penonton hingga kemudian berhenti pada satu titik. Berhenti tepat di arahku! Dia melihat ke arahku!
“Dia!” Flame menunjuk cepat ke arahku. “Aku menantang si Pincang dari kota Verdanturf… Lunar Servada dalam pertarungan Pokemon!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda sopan, Sandslash pun segan...