SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Jumat, 16 Maret 2012

L's Diary: Eps.370 - Tarian yang Meleset

PhotobucketEpisode 370. Tarian yang Meleset

“Ya, Lunar! Aku melawanmu… dengan menggunakan hadiah ulang tahun darimu!”
Aku tertegun. Aku tak menyangka akan melawan Pokemon yang dulunya milikku, yang kuberikan kepada Flame sebagai hadiah ulang tahun untuknya. Ini benar-benar sesuatu yang sangat tidak terduga. Aku tak menyangka Flame begitu memberikan perhatian pada pemberianku tersebut… aku… aku begitu terharu…
“Sekarang bukan saatnya menangis, dasar bodoh…”
“Oh, maaf Claw… aku hanya terbawa suasana saja,” sahutku menjawab suara Red Claw. Tanpa kusadari setetes air menetes dari mataku. Cepat-cepat aku hapus air itu karena aku tidak mau Flame melihatku menangis. Baiklah, Red Claw benar, ini bukan saatnya menangis, ini adalah saat untuk membuktikan bahwa Mangrove bukanlah Pokemon yang lemah! Pokemonku bukanlah Pokemon yang lemah… bahkan melawan Pokemon yang lebih unggul seperti hadiah ulang tahun dua tahun yang lalu itu!
“Apa kau siap untuk bertarung, Lunar?” Tanya Flame.
“Aku siap… kapanpun kau siap!” jawabku mantap. “Mangrove… tembakan lumpur!” aku langsung memberi perintah mengambil inisiatif serangan. Flame yang terkejut dengan serangan cepat itu tak sempat member perintah menghindar sehingga tembakan lumpur berhasil mengenai Safari. Safari terjatuh karena derasnya lumpur yang menerpanya, akan tetapi dia bisa langsung bangkit. Serangan itu memang tidak efektif pada Sunflora yang bertipe rumput, tapi bukan itu tujuanku sebenarnya.
“Mangrove, tembakan lumpur lagi!” perintah cepat, tak membiarkan Flame memberikan perintah. Untuk kali kedua Safari terhempas karena tembakan lumpur, tapi sama seperti serangan pertama, Safari terlihat tidak kesakitan.
“Tembakan lumpur dua kali? Apa yang kamu lakukan? Sudah jelaskan kalau itu tidak efektif menghadapi Safariku,” komentar Flame melihat aksiku. “Ya memang, kamu pasti terpaksa menggunakannya karena Wooper sama sekali tidak memiliki serangan yang bisa melukai Sunflora dengan efektif. Kalau begitu sekarang giliranku! Safari, tembakan surya!”
Safari, Sunflora yang sekarang menjadi milik Flame itu kemudian bergerak-gerak seperti menari sembari mengeluarkan daun-daun di sekitarnya. Gerakan tarian Safari begitu bersemangat sehingga kelihatannya dia tidak memperhatikan sekitarnya.
“Astaga! Itu tarian daun bunga! Wooper akan langsung ko’it terkena satu serangan saja!” teriak seorang penonton di baris depan.
“Tidak ada harapan, Pincang akan kalah!” sahut yang lainnya. “Tarian daun bunga adalah serangan beruntun yang sangat kuat!”
Tarian daun bunga? Oh, tidak… kupikir ucapan penonton itu benar… aku akan langsung kalah!
Flame tersenyum senang. Dia mengangkat tangannya tinggi lalu berkata, “Lunar, kusebut ini dengan satu serangan pembuat pingsan (OHKO!!!). Terimalah ini… Tarian daun bunga!”
Berikutnya yang terjadi adalah Safari mengeluarkan dedaunan berwarna merah jambu yang bergerak cepat ke arah Scott… eh, ke arah Scott?
“WAAAA!!!” teriak Scott kesakitan terkena banyak sekali daun merah jambu itu. Berikutnya dia terhempas dan jatuh ke tanah dengan kerasnya. Matanya tampak berkunang-kunang, dia pingsan.
“Eh, kok malah kena Scott?” Flame tampak sangat terkejut. Pun demikian dengan para penonton yang tentu saja terkejut melihat serangan Safari bukannya mengenai Wooper, sebaliknya mengarah tepat pada Scott dan sukse membuatnya pingsan.
“Hei, bisa tarung Pokemon tidak?” protes penonton.
“Kalau gak bisa tarung mending gak usah sok nantang si Pincang deh,” teriak yang lain. “Mending jadi Miss Festival aja, itu sudah bagus kok…”
“Kasihan Scott… dia dibantai Miss Festivalnya sendiri…”
“Aku… aku tidak menyuruh Safari menyerang Scott kok!” sangkal Flame bingung. Dia lalu melihat ke arah Safari dan membentak, “ Safari! Kenapa kamu menyerang Scott? Yang harus kamu serang itu Wooper! Noh, disana!” tunjuk Flame pada Mangrove yang tersenyum lebar membuka mulutnya. Mangrove tampaknya kecewa karena dia tadi pasti mengira bakal terkena serangan itu.
(Komentar Mangrove, “Bukan kecewa bos… gue shock berat tahu gak?!”)
“Percuma kamu memarahi Safari, Flame,” tegurku melihatnya memarahi Pokemon pemberianku itu. “Itu bukan salah Safari ataupun dirimu, tapi itu murni strategiku.”
“Strategi? Apa Maksudmu?” Tanya Flame tak mengerti.
Aku tersenyum lalu menjawab. “Aku sengaja menggunakan tembakan lumpur atau Mud Shot itu bukan karena cuma itu serangan yang bisa digunakan Mangrove, tapi karena efek samping dari tembakan lumpur.”
“Efek samping tembakan lumpur?” Flame tampak berpikir. Dia lalu menyadari sesuatu dan berkata, “Ah iya, tembakan lumpur itukan…”
“Mampu mengurangi akurasi lawan…”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...