SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Sabtu, 03 Januari 2015

Lunar's Diary: Ep.439 - Flygon Mengamuk


Episode 439: Flygon Mengamuk

“Belum Lunar... kamu belum habis. Flygonmu masih bisa bergerak. Dia belum mengamuk.”
“Eh, apa katamu? Mengamuk?” tanyaku tak mengerti.
“Apa kamu ingat pertarungan kita di final Liga Ever Grande?” Erou balik bertanya. “Aku juga punya Flygon yang melawan Tropius-mu waktu itu di pertarungan awal. Namanya V-Dante, apa kamu ingat?”
“V-Dante?” aku berusaha mengingat pertarungan final itu. Cukup sulit mengingatnya, karena seperti yang kalian tahu, ingatanku sangat payah. Tapi ada sekelebat memori, saat aku muncul ke arena dengan terbang menunggangi Tropius, sementara Erou menunggangi Flygon. Ya, Si Angkuh itu punya Flygon!
“Aku ingat sekarang Erou. Memangnya kenapa?”
“Baguslah,” sahutnya pendek. “Apa kamu ingat serangan apa yang digunakan Flygon saat itu?”
“Waktu itu.... kalau tak salah Flygon menggunakan serangan biadab, dia mengamuk dan menyerang Tropius membabi buta,” jawabku berusaha mengingat-ingat.
“Tepat sekali. Saranku, perintahkan Flygon-mu melakukan hal yang sama. Suruh dia menggunakan serangan biadab, suruh dia mengamuk!” ujar Erou lugas.
“Eh? Tapi kan Flygon-ku sedang pusing. Dia bisa terluka bila serangannya meleset mengenai dirinya sendiri. Yang artinya aku akan kalah,” jawabku memprediksi. Segera saja aku menebak maksud perkataan Erou. “Kamu menyuruhku melakukannya agar aku segera kalah ya? Agar aku tidak menderita atas ketidakpastian ini? Erou, kamu benar-benar menyebalkan. Kalau memang seperti itu maumu lebih baik hentikan telepati ini. Aku sedang tidak ingin...”
“Bodoh!” potong Erou cepat, membuatku tersentak kaget. “Kalau hanya untuk meledekmu, aku takkan repot-repot menggunakan kemampuan telepatiku ini. Aku cukup menyorakimu dari sini, seperti menyoraki orang gila yang sedang lewat. Aku ini ingin menolongmu, mengerti tidak?”
“Kalau memang mau menolongku, kenapa kamu menyuruhku melakukan hal yang justru mempercepat kekalahanku? Sebenarnya apa maumu?” balasku kesal.
“Berharaplah pada keberuntungan. Kamu tidak punya pilihan lain,” jawab Erou singkat.
“Eh, keberuntungan?” tanyaku tak mengerti. Namun sejurus kemudian aku dapat menangkap maksud perkataan Erou. Jadi begitu ya... aku mengerti sekarang.
“Hei Lunar si Pincang!” teriak Volta membuyarkan telepatiku dengan Erou. “Apa yang sedang kamu lakukan? Melamunkan kekalahanmu yang menyakitkan? Kamu membuatku bosan menunggu,” sambungnya lantas meneguk segelas minuman di tangannya. “Lihatlah, aku bahkan sempat-sempatnya minum segelas Luwak White Koffie sambil menungguimu melamun. Kamu tahu, Luwak White Koffie ini kopi yang nikmat dan nyaman diminum.” (ea, promosi).
Sialan, sempat-sempatnya dia mengiming-imingiku minum Luwak White Koffie. Cuma itu kopi yang aman untuk lambung karena rendah asam. Menyebalkan sekali! Ini tak bisa dibiarkan, aku harus... harus segera minum Luwak White Koffie juga! Eh, bukan ding... aku harus segera bertindak! (btw, ini kenapa ya kok jadi promosi Luwak White Koffie?)
“Hei Pincang! Kamu membuang-buang waktu kami. Akuilah kekalahanmu sekarang, kamu tak perlu malu. Hahaha!” ejek salah seorang penonton.
“Iya, kamu tak perlu melamun segala. Cuma tinggal hitungan detik saja, Pokemonmu itu akan jatuh pingsan karena kehabisan HP. Kalau mau menangis, menangislah sekarang. Hahaha!” ejek penonton yang lain.
Apa? Sekarang bahkan para penonton sudah berani mengejekku. Oke, aku tak punya pilihan. Tinggal beberapa detik hingga semua perangkap Volta bekerja. Tapi sebelum itu, akan kubuktikan bahwa aku masih sanggup menghadapi tekanan ini. Aku masih sanggup... memenangkan pertarungan ini!
“Baiklah Volta, dan juga para penonton yang sudah gak sabaran seperti kebelet buang air kecil. Inilah.... inilah yang kalian nantikan... kemenanganku!” teriakku begitu keras. “Symphony.... mengamuklah sekarang.... keluarkan serangan biadabmu.... Sekarang!”


Wow! Lunar sepertinya belum mau menyerah. Dia memerintahkan Flygon melakukan serangan biadab! Apakah yang akan terjadi?” seru Flame menyadari aku memerintahkan sebuah serangan.
“Huh, sepertinya kamu masih punya nyali juga ya Lunar,” kata Volta dengan nada mengejek. “Kamu kan tahu sendiri kalau capungmu itu sedang dalam kondisi pusing. Melakukan serangan dalam kondisi seperti itu sama saja dengan.... hah?”
Perkataan Volta itu terhenti manakala sayap Flygon bergetar keras, diikuti sebuah gerakan cepatnya, melesat menyongsong Magmortar yang ada di depannya. Dengan brutal Pokemon hijau itu menghantam tubuh Magmortar bertubi-tubi.
“Ketahuilah Volta,” ujarku penuh percaya diri. “Aku mungkin akan kalah... tapi tidak tanpa perlawanan!”

--Lunar XOO VS OOX Badut--



30%

Flygon

20%
Magmortar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...