SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Senin, 02 Februari 2015

Lunar's Diary: Eps.443 - Pertemuan Pokemon Terakhir

Episode 443: Pertemuan Pokemon Terakhir

Dan ya, kalian hanya bisa menyaksikannya di sini... di Frontier Festival!” seru Flame kembali membuat riuh arena. Dia lalu memandang ke arah kami berdua. “Jadi bagaimana Lunar, Badut... Apa kalian sudah siap untuk menang... atau kalah?” tanyanya.
Aku dan Badut mengangguk hampir bersamaan. “Tentu, aku siap untuk menang,” jawabku optimistis.
“Huh, akulah yang akan menang, Pincang!” balas Volta.
“Baik, mari kita buktikan,” seruku tak mau kalah. “Bagaimana kalau kita melempar Pokeball bersamaan?” tantangku.
Volta mengangguk. “Dalam hitungan ketiga...” katanya dengan tatapan tajam. Beberapa detik kemudian, suasana di antara kami berdua menjadi hening. Pun dengan para penonton yang terdiam, seakan menantikan gerakan kami, dan....
“TIGA!”
Dua Pokeball terlempar di udara secara bersamaan di masing-masing sisi arena. Sinar putih menyilaukan pun muncul dan perlahan memudar, menampakkan dua Pokemon yang kini saling berhadapan di arena. Pokemon cokelat dengan punggu berduri di sisiku, dan Pokemon kuning tinggi besar dengan belang-belang hitam... Hei... Pokemon itukan...
YOSH! Sudah dimulai pemirsa!” teriak Flame begitu dua Pokemon itu muncul. “Seperti yang sudah diprediksi, Lunar menyimpan Sandslash untuk duel terakhir ini. Sedangkan Badut memberi kejutan.... dengan Electabuzznya yang kini telah berevolusi menjadi Electivire!”
“Wow! Lihatlah Badut, Pokemonnya berevolusi!” pekik salah seorang penonton pendukung Volta.
“Iya! Itu bentuk terakhirnya! Dia pasti bisa mengalahkan Sandslash!” sahut yang lain. “Ayo Badut! Jatuhkan Sandslash!”
“BADUT! BADUT! BADUT!”
“Huh, mau berubah menjadi Electivire pun, Pokemon itu tetap bertipe listrik. Serangan tipe tanah Sandslash akan bisa langsung menjatuhkannya. Bukan begitu kan teman-teman?” teriak seorang pendukungku membalas.
“Iya, benar itu. Walaupun kekuatannya bertambah, tetap saja Sandslash lebih unggul!” sahut pendukungku yang lain. “Ayo Pincang! Bikin duel ini cepat! Langsung kalahkan Electivire!”
“PINCANG! PINCANG! PINCANG!”
Wow! Para penonton tampak begitu bersemangat! Masing-masing memiliki jagoan mereka! Ini bakal seru sekali!” seru Flame lantas melihat ke arah arena. “Lunar ataukah Badut? Kita sudah tidak sabar untuk menyaksikannya!”
“Panas sekali ya,” kataku melihat suasana stadion. “Aku tak menyangka aku akan melihat wujud terakhir Electabuzz di sini,” sambungku seraya memandang ke arena.  “Kupikir Sandslash akan berhadapan dengan Electabuzz, tapi rupanya ini jadi lebih menantang.”
“Apa kamu pikir cuma kamu yang punya kejutan? Dan sayangnya capungmu itu sudah lebih dulu kukirimkan kembali ke dalam Pokeballnya. Sekarang, Sandslashmu bukanlah tandingan bagi Electivire!” sentak Volta berapi-api.
“Electivire atau apapun itu, aku takkan gentar,” sergahku penuh percaya diri. “Baiklah, saatnya untuk bertarung, Volta!”
“Yeah, rasanya kita sudah terlalu bertele-tele,” sahut Volta. “Mari segera selesaikan ini!”


*

Sementara itu tanpa kutahu...

Scott duduk tak tenang di bangku VIP-nya. Dia menyaksikan duel terakhir final Frontier Festival dengan penuh waswas.
“Tidak terasa ya Tuan, sebentar lagi turnamen ini akan berakhir,” kata pengawal Scott yang berdiri di sampingnya. “Ini pasti seru. Dua duel sebelumnya saja sudah sangat membuatku berkeringat. Kalau boleh tahu, Tuan menjagokan siapa nih? Pastinya si Pincang kan?”
“Maaf mengecewakanmu, tapi aku sangat tidak tenang menyaksikan ini,” jawab pria gendut berkacamata hitam itu.
“Tidak tenang?” tanya pengawal itu heran. Dia terdiam sejenak dan menyadari apa yang dimaksud tuannya itu. “Ya, Anda layak untuk itu Tuan,” katanya datar. “Apa ada yang bisa aku lakukan?” tawarnya kemudian.
“Ya,” jawab Scott singkat. “Tolong panggilkan... Elite Four itu...”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...