SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Jumat, 16 Maret 2012

L's Diary: Eps.367 - Ganti Baju dalam Api

PhotobucketEpisode 367. Ganti Baju dalam Api

Well, tebak siapa yang akhirnya berlari sambil menangis seperti anak kecil?
Oke, lupakan insiden konyol itu. Kini seluruh penonton tampak tak sabar menantikan apa keputusanku terhadap tantangan Flame.
Jadi bagaimana Lunar?” Tanya Flame sambil melihatku lekat. “Apakah kamu mau menerima tantanganku sebagai hadiah ulang tahun yang tak terlupakan untukku?
Hadiah ulang tahun tak terlupakan? Entah kenapa ucapannya itu mengingatkanku pada suatu malam di Slateport, dua tahun yang lalu. Saat itu aku…
“Woi! Buruan jawab! Kami sudah gak sabar nih!” teriak penonton bawel membuyarkan ingatanku. Lupakan sajalah, kayaknya gak penting…
Aku menatap Flame lekat lalu bangkit dari tempat dudukku. Perlahan aku berjalan menyurusi tribun menuju ke arena. Tak butuh waktu lama bagiku untuk tiba di tepi arena, mengingat tempat dudukku memang berada agak dekat dengan arena.
Kini aku berdiri di seberang Flame. Kukeluarkan sebuah PokeBall dan kutunjukkan pada Flame. Kupandangi erat matanya dan berkata, “Aku menerima tantanganmu, Miss Festival!”
“Huuuraaaayyy!!!” seketika terdengar suara gema yang begitu keras di dalam Battle Dome. Semua penonton bersorak seolah hari ini adalah malam pergantian tahun. Kalau Erou melihat hal ini dia pasti sangat iri karena aku berhasil membuat para penonton bersorak keras hingga menggema hanya dengan mengucapkan satu kalimat saja... Hahaha…!
Flame tersenyum. Dia lalu memberikan mikropon di tangannya pada Scott. Tapi sebelum itu dia sempat berkata kepada penonton. “Kalian tahu? Menyaksikan pertarungan-pertarungan yang seru membuatku ingin merasakannya langsung, karena itulah aku menantang si Pincang.
“Kamu tidak akan menang!” sahut seorang pendukung, tentu saja.
“Kamu akan dibantai!” sahut yang lainnya. Oh, tentu saja tidak, dasar bodoh! Aku tidak akan membantai sahabatku sendiri!
Flame tersenyum. Dia salah satu sudut dan aku pun mengikutinya dengan berjalan ke sudut yang berlawanan. Kini kami telah berada di posisi masing-masing.
“Sebelum kita bertarung,” kata Flame. “Izinkan aku menampilkan sesuatu yang panas,” lanjutnya. Dia lalu melihat ke arah Flareonnya dan berkata, “Flareon, roda api!”

Flareon lalu bergulung-gulung mengitari Flame, memunculkan lingkaran api di sekitar Flame. Gerakannya menjadi semakin cepat, memunculkan kilatan api yang semakin besar. Perlahan tapi pasti api besar kini mengitari Flame dan menutupinya hingga tak terlihat sama sekali. Para penonton yang sedari tadi menyaksikannya dengan takjub pun mulai terlihat panik, termasuk diriku. Tapi kepanikan mereka langsung berubah menjadi takjub saat api besar yang mengitari dan menutupi Flame perlahan-lahan menghilang, menampilkan Flame dengan… apa? Aku tidak percaya dengan yang kulihat saat ini… pakaian Flame berganti! Gaun indahnya sekarang tidak lagi melekat di tubuhnya, tergantikan oleh kaos sport kasual berwarna oranye dengan celana pendek kuning. Pada bagian dadanya tampak sebuah logo menyerupai api.
Wow… Miss Festival kita berganti pakaian dengan cepat di dalam kilatan api!” seru Scott yang kini beralih menjadi wasit sekaligus komentator. “Berikan applause untuk Miss Festival tercinta kita!
Tepuk tangan meriah langsung terdengar. Semuanya tampak terkagum melihat penampilan Flame yang memang begitu memukau. Aku sendiri sampai ngiler membayangkan dia ganti baju di dalam api… ah, andai kutahu Flame ganti baju di dalam api, aku pasti akan menyuruh Wooper mematikan apinya agar aku bisa…
(Komentar Mangrove, “Ogah! Dasar bos mesum!”)
“Bagaimana Pincang?” Tanya Flame angkuh. “Bila dalam kontes, tentunya aku sudah menang telak dengan penampilan ini, benar begitu Blouse?” kata Flame mengelus Flareon miliknya.
“Sayangnya ini bukan di kontes, Miss Festival,” sahutku ikut-ikutan angkuh. “Sejak pertama kali kita bertemu, kita belum pernah sekalipun melakukan pertarungan Pokemon. Kupikir ini akan jadi pertarungan pertama kita.”
“Ya tentu saja Lunar…” balas Flame mantap. “Sejak liga Ever Grande, aku selalu mendengar berita tentang kehebatanmu… aku tak percaya bahwa kamu dulu adalah rekanku di Tim Magma. Jadi kumanfaatkan ulang tahunku untuk membuktikannya! Hanya menyaksikanmu bertarung tidaklah cukup, aku harus melawanmu dengan tanganku sendiri!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...