SELAMAT MEMBACA!!!

Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.

Kini blog ini fokus menayangkan fanfic Pokemon terpopuler di Indonesia, Servada Chronicles karangan L. Maulana atau yang akrab dipanggil Elite Four L.

PERHATIAN!
Sebagian gambar dan materi dalam blog ini diambil dari internet sementara sebagian lagi murni buatan Elite Four L. Elite Four L tidak akan mengklaim materi yang bukan miliknya. Dilarang mengkopi artikel dalam blog ini tanpa izin dari Elite Four L. Terima kasih.

Nama-nama dan karakter Pokemon adalah hak cipta dari Nintendo, GameFreak, Creatures Inc., dan Pokemon Company. Servada Chronicles adalah hak cipta L. Maulana / Elite Four L.

Minggu, 01 April 2012

L's Diary: Eps.376 - Siasat Lavender

PhotobucketEpisode 376. Siasat Lavender

Sandslash milik Lunar tertidur, ini sangat berbahaya bagi Lunar,” komentar Flame mendapati Guardian tertidur. Langsung saja terdengar suara riuh dari bangku penonton. Satu-satunya Pokemon milikku yang bertahan kini tertidur… dan itu tanda bahaya bagiku!
“”Strategi yang hebat Lavender!” teriak Henry dengan kedua tangan berada di samping mulutnya. “Sekali serang saja dia pasti akan langsung pingsan… dan impian kita untuk bertarung di final akan terwujud!”
“Tentu saja sayangku Henry,” sahut Lavender tersipu. “Kulakukan ini semua untukmu, untuk cinta kita…”
Walah? Untuk cinta? Pasangan kekasih itu benar-benar mengesalkan sekarang. Aku harus bertindak cepat atau kalah dengan memalukan. Bagaimana nantinya bila seorang trainer hebat seperti si Pincang dari kota Verdanturf tersingkirkan dengan mudah di babak enam belas besar? Itu akan jadi cerita yang memalukan… terlebih yang kuhadapi adalah trainer perempuan yang… yang jauh lebih muda dariku!
“Baiklah kalau itu yang kamu minta, Lavender,” kataku mencoba menutupi kepanikanku. “Aku tak menyangka kamu akan mengkhianati kesepakatan kita, tapi aku tidak akan diam saja.”
“Mengkhianati? Siapa yang mengkhianati?” Tanya Lavender pura-pura tidak tahu. “Aku kan meminta kakak untuk mengalah pada dua Pokemon awal, setelah itu ya terserah aku dong… terserah kakak juga… bukankah kakak adalah si Pincang yang terkenal itu? Kalau memang kakak hebat, kakak pasti bisa mengalahkanku hanya dengan satu Pokemon saja. Jadi, siapa yang mengkhianati siapa?”
“Ini… ini tidak adil…” sahutku masih tak percaya. Tapi memang benar apa kata Lavender. Dia tidak mengkhianati kesepakatan kemarin, karena setelah dua Pokemonku kalah, berikutnya tergantung pada Pokemon terakhirku yang artinya sesungguhnya aku berjudi dengan mengalah seperti ini. Tapi entah kenapa sekarang aku jadi menyesal ya? Apa karena melihat Lavender yang begitu bersemangat untuk menang?
“Gardevoir… BANKAI! Jurus pemakan mimpi!” perintah Lavender tiba-tiba. Gardevoir tampak diam berkonsentrasi. Pokemon yang terlihat anggun seperti wanita itu kemudian menghentakkan kedua tangannya ke depan. Tak ada sinar atau serangan yang muncul, tapi Guardian yang tengah tertidur karena hipnotis tampak kesakitan.

“Pe… pemakan mimpi?”
Lavender mengangguk. “Ya, jurus pemakan mimpi atau Dream Eater adalah jurus tipe sihir yang mematikan, yang hanya bisa bekerja bila lawannya sedang tertidur,” jelas gadis itu. “Jurus ini melenyapkan setengah HP Pokemon, memindahkannya pada Pokemon yang menggunakan jurus ini. Dengan begitu Sandslash telah kehilangan setengah HPnya, cukup satu kali pemakan mimpi untuk menjatuhkannya dan memenangkan pertarungan ini! Aku tidak menyangka hal ini bisa begitu mudah…”
“Kalau bukan karena permintaan konyolmu, hal ini pastilah tidak terjadi,” sungutku kesal.
“Jangan lupa kalau kak Lunar sendiri yang menyetujui hal itu, lagipula kakak sendiri yang bilang kalau Kakak mampu mengalahkanku hanya dengan satu Pokemon, maka tunjukkanlah itu!”
“He? Memang aku pernah bilang seperti itu?” tanyaku kaget.
“Iya,” jawab Lavender santai. “Bentar ya, aku kopas dari episode sebelumnya… Ini dia:

Well, untuk trainer hebat seperti si Pincang ini, hal itu mestinya bukan menjadi menjadi masalah… tapi pada akhirnya aku pasti akan menang… Hahaha…

“Lho? Tapi itukan cuma ada di pikiranku? Kok kamu bisa tahu? Memangnya kamu bisa baca pikiranku ya?” tanyaku heran saat Lavender menunjukkan kalimat yang di episode sebelumnya tertulis sebagai bagian isi diari, monolog dalam pikiranku, bukan sebagai dialog.
(Komentar Mangrove, “Kan sudah dibilang bos… jangan takabur… nah, kena batunya deh sekarang…”)
“Sebagai seorang trainer dengan Pokemon tipe sihir, tentu saja aku ingin bisa melakukan hal itu,” jawab Lavender. “Tapi aku tidak bisa membaca pikiran orang lain.”
“Lalu darimana kamu tahu?”
“Helloooo! Cerita Servada Chronicles kan dimuat di blog Skk. GPI dan terbit setiap bulannya! Aku tahunya ya karena ngikutin ceritanya disitu,” jawab Lavender dengan ekspresi ala remaja zaman sekarang. “Cerita ini dua kali mendapatkan penghargaan sebagai fanfic terbaik lho di POIN Awards, dan tahu tidak… cerita ini kembali terpilih masuk dalam nominasi fanfic terbaik untuk ketiga kalinya! Jadi dukung Servada Chronicles menjadi fanfic Pokemon terbaik untuk tiga tahun berturut-turut ya?”
Weleh? Ini kok jadi promosi ya? Hahaha…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda sopan, Sandslash pun segan...